Minggu, 14 Maret 2010

MENSOS RI AKUI PERAN MEC YATIM MANDIRI


Peran dan fungsi Mandiri Enterpreneur Center (MEC) dalam memandirikan anak yatim telah diakui oleh Kementrian Sosial. Dalam sambutannya Mensos Salim Segaf Al-Jufri Mengungkapkan “ Secara pengalaman Yayasan Yatim Mandiri telah memiliki pengalaman banyak dalam pengasuhan anak yatim piatu yang kurang mampu selain itu dalam bidang pendidkan mereka juga sangat memberikan perhatian hal ini bisa kita lihat dengan adanya kampus untuk kuliah gratis bagi anak – anak yatim di Mandiri Entrepreneur Center “. Hal ini disampaikan dalam acara penyerahan beasiswa yatim di Jakarta Rabu, 10 Maret 2010 kemarin. (hen)

 

Kamis, 14 Januari 2010

Anak Kuliner dan Pejabat Pemprop Jatim








Pejabat PEMPROV Jatim
Kunjungi Program Kuliner MEC

Tiba-tiba saja beberapa orang berseragam pemerintah datang ke tempat praktek kuliner di lantai 4 gedung SHS. Tampak nama dalam emblemnya Djoni Irianto. Setelah diberi tahu dari staffnya baru saya tahu bahwa beliau itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur. Berarti beliau adalah Staffnya Pak De Karwo yang menangani masalah kebudayaan dan pariwisata. Saat itu beliau datang tidak sendiri, Pak Djoni mengajak seorang staff dan pak Bambang S. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Timur.
Anak-anak kuliner MEC merasa cukup surprise dengan kedatangan rombongan tersebut. Maklum selama ini mereka tidak pernah bertemu dan bercakap langsung dengan pejabat eselon I. Paling banter mereka ketemu pak Carik atau pak Lurah. Itupun setahun sekali kalo pas lagi ngurus KTP, Surat Keterangan Tidak Mampu, atau permohonan-permohonan lainnya. Namun dengan adanya kunjungan dan dukungan moril dari pejabat tersebut, ke PD an mereka bertambah. Apalagi para pejabat tersebut juga mencicipi beberapa makanan hasil olah kreatif anak-anak seperti bakpao, bakso udang, onde-onde, siomay dll. Dan kemudian bilang enak, mak nyus. Ya semoga tambah semangat. Ciao !!!!













Jumat, 01 Januari 2010

MEC di Jawa Pos


Mandiri Entrepreneur Center, Kampus Gratis untuk Anak Yatim
Fasilitasi Pendidikan sampai Mencarikan Kerja


Pada zaman ini, sangat sulit lulusan SMA mendapat pekerjaan. Hal itu juga dirasakan pengurus Yayasan Yatim Mandiri yang mengasuh puluhan anak yatim. Mereka mencoba memecahkan problem tersebut dengan mendirikan Mandiri Entrepreneur Center (MEC).

HAFID ABDURAHMAN

---

KAMPUS di Jalan Jambangan 70 itu tidak luas, hanya 1.800 meter persegi, satu lantai. Ada tujuh ruang kelas, tiga laboratorium komputer -satu di antaranya untuk bengkel-, satu ruang koperasi, front office, dan lima ruang asrama.

''Kampus ini bekas gedung SMP swasta yang sudah tutup,'' kata Humas MEC Hendy Nurrokhmansyah. ''Ini kelas komputer, akuntansi, dan administrasi MEC. Kami berharap anak-anak yatim ini kelak bisa bekerja di bagian administrasi kantor atau perusahaan,'' jelasnya.

Perguruan tinggi setingkat diploma satu (D-1) itu memang khusus untuk anak yatim. Mereka belajar di situ tanpa bayar. Bahkan, biaya hidup mereka -makan dan tempat tinggal- juga ditanggung.

MEC kini menampung 96 lulusan SMA. Semua tinggal di asrama. Tiga di antara lima ruang asrama itu dipakai untuk perempuan, sisanya dihuni mahasiswa pria.

Mereka terbagi dalam enam jurusan. Yakni, komputer akuntansi, desain grafis, otomotif, teknisi komputer, kuliner, dan diklat guru TK (taman kanak-kanak). ''Kami sengaja memilih enam jurusan itu agar anak-anak cepat dapat kerja,'' papar Hendy. ''Lapangan kerja di bidang administrasi, otomotif, atau kuliner begitu banyak. Ya, syukur-syukur nanti anak-anak bisa jadi entrepreneur,'' lanjut lulusan Fakultas Sastra Unair itu.

Fasilitas perkuliahan di kampus tersebut cukup memadai. Misalnya, pagi kemarin, Iryanto Budiman, dosen akuntansi, menjelaskan pelajaran di depan 22 mahasiswanya dengan bantuan OHP (overhead projector).

Di ruangan lain, laboratorium komputer, para mahasiswa tekun mengikuti materi pengenalan web. ''Sudah tiga bulan belajar bikin web design. Ya susah-susah gampang. Setelah itu, baru bisa punya blog sendiri,'' kata Abdul Wahab Hasan, salah seorang mahasiswa jurusan desain grafis dan multimedia.

MEC didirikan Yayasan Yatim Mandiri (YYM). Lembaga pengasuhan anak yatim yang didirikan pada 1993 itu memang concern pada pendidikan anak-anak asuhnya. Mereka disekolahkan mulai SD sampai SMA. Namun, setelah lulus SMA, mereka sulit mendapatkan pekerjaan. ''Bisa saja dapat kerja, tapi susah. Apalagi, harus bersaing sama lulusan diploma atau sarjana,'' kata Hendy.

Agar mampu bersaing, pada 2004, yayasan menambah pendidikan anak-anak asuh tersebut. Sebagian lulusan SMA yang selama ini diasuh dikirim belajar ke sejumlah lembaga pendidikan. Misalnya, ke LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia).

Namun, hasilnya kurang efektif. Anak-anak asuhan YYM dinilai kurang giat belajar. Sebagian anak mengeluh tidak pede (percaya diri). ''Sebab, mereka merasa berbeda dari mahasiswa yang bukan yatim,'' jelas Hendy. Selain itu, beberapa anak asuh yang pamit kuliah ternyata jarang ditemui di kampus. ''Ketika bekerja, banyak juga anak yang minder karena merasa sebagai anak yatim,'' ungkap pria kelahiran 25 Mei 1981 tersebut.

Melihat perkembangan itu, manajemen YYM mengevaluasi. Hingga akhirnya, terpikir mendirikan perguruan tinggi sendiri khusus untuk anak yatim yang dilengkapi asrama. Dengan demikian, mahasiswa tak bisa mbolos. Maka, didirikanlah MEC pada 2007.

Diharapkan, anak didik mereka bisa menjadi entrepreneur. Atau, setidaknya bisa lebih mudah mendapat pekerjaan dari pendidikan formal yang diterimanya. ''Awalnya, mahasiswanya hanya 35 orang,'' kenang pria asal Pare, Kediri, tersebut.

Tak semua lulusan SMA ''berpredikat'' yatim bisa ditampung di MEC. Sebab, pengelola perguruan tinggi dengan durasi setahun itu menerapkan seleksi ketat. Misalnya, nilai akademis, wawasan diniyah (agama), dan persyaratan lain. ''Sebab, yang daftar banyak. Ternyata, ada yang masih punya bapak-ibu. Ada juga yang piatu (punya bapak tak punya ibu, Red),'' ucap Hendy. ''Terpaksa kami tolak karena pendidikan ini khusus yatim,'' tegasnya.

Aturan ketat juga diberlakukan setelah mereka diterima. Masa orientasi mahasiswa merupakan saat-saat penggemblengan mental. Mahasiswa wajib menjual barang yang disiapkan pengelola kampus. Jika tidak memenuhi target, mereka akan mendapatkan iqob (hukuman). ''(Hukumannya) tidak dapat jatah makan malam,'' ujar Hendy.

''Tapi, targetnya tidak besar. Dari jualan, anak-anak minimal untung Rp 2 ribu saja. Jualannya juga di sekitar kampus. Selama orientasi (seminggu), omzet penjualan mahasiswa bisa mencapai Rp 14 juta,'' lanjutnya.

Pada tiga bulan pertama pendidikan, mahasiswa tidak diperkenankan pulang ke rumah. Harus selalu tinggal di asrama, dilarang menerima uang jajan dari orang tua. ''Kalau ingin dapat uang, mahasiswa harus bekerja di luar jam kuliah,'' kata Hendy.

Untuk memantau peraturan tersebut, pengelola MEC membuat usroh atau kelompok beranggota 10-15 mahasiswa. Tiap grup punya pendamping. ''Pendampingnya biasanya alumnus MEC yang kini sudah bekerja,'' paparnya.

Selama tiga tahun berjalan, sekitar 80 persen lulusan MEC memperoleh pekerjaan. ''Yang tidak bekerja biasanya wanita. Mereka memilih menikah,'' katanya. Pengelola kampus memang mengusahakan agar anak didiknya mendapat pekerjaan.

Mereka punya trik cukup jitu. Mahasiswa yang akan lulus dikirim ke sejumlah perusahaan untuk magang. Sedikitnya ada 80 bidang usaha yang biasa digunakan kerja praktik. Sebagian besar adalah UKM (usaha kecil menengah).

''Umumnya tempat magang mereka adalah donatur YYM. Selain itu, kami punya buletin dan majalah. Di situ, kami mengumumkan bahwa ada calon lulusan MEC yang sudah siap bekerja. Alhamdulillah, anak-anak akhirnya benar-benar mandiri,'' ucap Hendy.

YYM memang punya dukungan dana cukup kuat. Tak kurang dari 60 ribu orang menjadi donatur tetap. ''Biaya pendidikan dan living cost anak-anak itu hanya menyerap sekitar 15 persen dari total sumbangan donatur,'' jelas Hendy.

Biaya pendidikan plus living cost anak-anak yatim tersebut, lanjut dia, berkisar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta setahun. Sedangkan sepuluh pengajarnya tak dibayar. ''Mereka (staf pengajar, Red) umumnya juga donatur, pendamping, sekaligus teman curhat bagi anak-anak,'' papar Hendy. Mereka memang dipilih karena punya latar belakang hampir sama dengan anak didiknya. (*/cfu)

http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=108448

Minggu, 06 September 2009

Pesantren Ramadhan MEC

MEC Surabaya Gelar Pesantren Ramadan Yatim Mandiri
Surabaya - Mandiri Enterpreneur Center (MEC) Surabaya menggelar acara Pesantren Ramadan (pesram) Yatim Mandiri di Surabaya, 22-28 Agustus 2009.

Humas MEC, Hendy N, di Surabaya, Jumat, mengatakan, kegiatan ini untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1430 H yang dikhususkan bagi anak-anak yatim usia 18-21 tahun.

"Tujuan kegiatan ini adalah ingin membentuk pribadi anak-anak yatim yang mandiri. Mereka akan dibina, dibimbing, dan diarahkan menjadi sosok pribadi muslim yang mandiri yang siap menghadapi tantangan masa depan," katanya.

Dalam pesram kali ini, MEC sengaja memilih peserta kategori remaja yang sudah lulus SMA atau sederajat karena usia tersebut sangat cocok dengan tema.

Sementara itu, koordinator acara Maksun Arif menambahkan, setelah kegiatan pesram ini, anak-anak yatim peserta kegiatan memahami bahwa dalam ajaran agama Islam juga mewajibkan para remaja untuk mandiri, baik dengan cara bekerja maupun berwirausaha.

"Hal itu juga sudah dicontohkan oleh rasulullah. Beliau seorang yatim piatu, namun sudah mulai mandiri sejak usia enam tahun dengan bekerja mengembala kambing, bahkan dalam usia sembilan tahun beliau sudah ikut berdagang ekspor-impor dan kemudian menjadi pengusaha muda. Nah dari semangat itulah kami ingin anak-anak yatim sadar dan percaya diri untuk bisa mandiri," ujarnya.

Adapun materi-materi dalam acara kegiatan ini antara lain tentang kepribadian muslim, akhlak dan etika kerja, membangun etos kerja muslim, akidah, dan bimbingan baca Alquran.

Kegiatan ini bertempat di Kampus MEC Jln. Raya Jambangan 70 Surabaya. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 120 anak dari berbagai penjuru daerah di Jawa Timur.

Bahkan ada beberapa anak datang dari luar Jawa Timur seperti Jawa Tengah, NTB, Lampung, dan Jawa Barat. Seluruh kegiatan ini didanai oleh donatur Lembaga Amil Zakat (LAZ) Yayasan Yatim Mandiri yang kini mencapai 60 ribu orang

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/15467/MEC_Surabaya_Gelar_Pesantren_Ramadan_Yatim_Mandiri

Rabu, 29 Juli 2009

UJIAN TA MAHASISWA MEC

UJIAN TUGAS AKHIR (TA) 
MAHASISWA MEC

Ada suasana yang berbeda dalam beberapa malam di MEC minggu lalu. Semua mahasiswa disela-sela waktu kerja dan istirahatnya dipaksa harus maju ke meja sidang. Dihadapan 2 orang dosen penguji, mahasiswa MEC harus bisa menjelaskan laporan tugas akhirnya. Ada yang optimis dan siap maju sidang, ada yang kurang percaya diri dengan materi TA yang sudah dikerjakannya, dan juga ada yang mendadak sakit karena nervous sehingga sidang TA nya harus ditunda di hari berikutnya. Hasilnya ada yang bagus dan ada pula yang kurang. Bagi yang masih belum standart dalam penulisan dan penampilan data-datanya, maka dosen penguji akan memberikan tenggat waktu untuk melaksanakan revisi. Begitulah suasana sidang TA yang berlangsung mulai tanggal 1 – 4 Juli 2009 pukul 19.00 – 21.30 WIB. 
Tugas Akhir atau TA adalah sebuah syarat untuk kelulusan dalam pendidikan di MEC. Materi TA sendiri diambil dari proses magang dan kerja yang sudah diperoleh di beberapa perusahaan. “TA ini digunakan sebagai salah satu alat kontrol supaya selama magang dan kerja mereka di perusahaan berjalan efektif” begitu papar Muklis, ST. Pj Akademik MEC. Selain itu tujuan dari TA ini juga untuk melatih mahasiswa supaya memiliki pengalaman dalam hal pembuatan karya ilmiah dan mempresentasikannya dihadapan penguji. “Ya mudah-mudahan kalau mereka ada rejeki untuk bisa melanjutkan kuliah sudah bisa dan siap dalam menghadapi tugas-tugas kuliah dan skripsi”. Tambah Muklis. (hen)

PROGRAM-PROGRAM BARU MEC

DIKLAT KULINER, OTOMOTIF DAN PETERNAKAN KAMBING
PROGRAM BARU MEC.

Dua tahun terakhir MEC lebih dikenal dengan program-progam diklat komputer seperti teknisi komputer, desain grafis, akutansi dan office manajemen. Karena memang pada awalnya MEC berkosentrasi pada pendidikan profesi berbasis komputer yang siap kerja sesuai dengan kebutuhan perkantoran modern. Namun pada 2009 ini, MEC mencoba membuat terobosan baru dengan membuat beberapa program diklat yang lebih variatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja selain program yang berbasis komputer. Program-program baru MEC yang saat ini diluncurkan adalah program diklat kuliner, diklat otomotif, dan peternakan kambing. Program-program tersebut dikemas dalam bentuk short course dalam waktu 6 bulan saja. 
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pilihan program tersebut. Seperti diungkapkan Hendy N (Pj. Program Short Course) alasannya adalah pertama prospek bisnis dan peluang kerja di bidang tersebut masih sangat terbuka, kedua memberikan alternatif pilihan bagi purna asuh yatim untuk memilih bidang diklat yang sesuai dengan kemampuan, cita-cita dan harapannya ujar alumni UNAIR tersebut. Dengan banyaknya menu pilihan program tersebut diharapkan dapat mengangkat purna asuh yatim dari berbagai latar belakang pendidikan untuk mandiri. 
Untuk melaksanakan program short course tersebut, MEC bekerjasama dengan lembaga lain yang sudah memiliki kompetensi di bidangnya. “Untuk bidang kuliner MEC bekerjasama dengan sekolah kuliner yang ada di Surabaya seperti SHS, Tri Star dll, untuk Otomotif MEC bekerjasama dengan Pusdiklat JSTC, sementara untuk peternakan kambing MEC bekerjasama dengan PA Muhammadiyah Bojonegoro. Namun MEC masih membuka kerjasama dengan pihak manapun yang bersedia bersama-sama memandirikan yatim”. Demikian sambung Hendy seraya memohon doa dari seluruh donatur untuk kelancaran program-program ini. (hen)



Kamis, 14 Mei 2009

PENDAFTARAN MABA 2009

MEC membuka kembali pendaftaran Mahasiswa Baru (MABA) 2009

kesempatan terbuka bagi anda dgn syarat 

1. Yatim/yatim piatu (bukti surat kematian dr kelurahan dan Kartu Keluarga)

2. Lulus SMU/Sederajat (bukti Ijasah)

3. Usia Maksimal 21 Tahun (bukti KTP)

4. Siap mengikuti seleksi

Bagi yang berminat kami menyediakan 5 pilihan program

1. Teknisi Komputer & Desain Grafis

2. Akuntansi & Administrasi Komputer

3. Diklat Guru TK Islam

4. Diklat Kerja

5. Diklat Otomotif

Seluruh Biaya Pendidikan dan Asrama GRATIS

Informasi Hub.

Kampus Yatim Mandiri

Jl. Raya Jambangan 70 Surabaya

Tlp. 031-8299970 / 031 71748898

www.kampusyatimmandirimec.blogspot.com